Berburu Beasiswa ke Amerika


Pendidikan merupakan sebuah keharusan diera saat ini. Bahkan pemerintah mewajibkan pendidikan minimal 12 tahun terhitung mulai dari Sekolah Dasar 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas 3 tahun. Indonesia terhitung sejak tahun 2015 sudah menjadi Negara yang mendukung program MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang membuat masyarakat kita harus bersaing secara global. Ada sisi positif dari program ini yaitu masyarakat kita berlomba-lomba dalam meraih prestasi dan pekerjaan. Tapi, sisi negatifnya bahwa masyarakat kita tidak semuanya siap dengan hal ini, terlebih lagi masyarakat kita masih banyak yang perlu dibenahi. Pengangguran yang setiap tahun terus meningkat, lapangan pekerjaan yang tidak sebanding pertumbuhannya dengan jumlah lulusan akademik.

Bagi mereka yang memiliki ekonomi yang serba berkecukupan katakanlah golongan menengah ke atas untuk pendidikan tentu bukanlah menjadi suatu masalah. Kalangan menengah ke bawah lah yang terseok-seok untuk menyekolahkan anak mereka yang biaya sekolah dan kuliah setiap tahun semakin naik. Mereka yang pekerjaannya tidak pasti tentu sangat sulit untuk mengenyam pendidikan yang memadai. Oleh karena itulah solusi yang disediakan bagi mereka yang kurang mampu ekonominya tetapi memiliki kemauan untuk belajar yang tinggi dibuktikan dengan usaha dan hasil yang didapatkan, beasiswa merupakan sebuah alternatif yang sangat memungkinkan.

Amerika melakukan kerjasama dengan pemerintahan Indonesia dalam ranah pendidikan menyediakan tawaran beasiswa bagi masyarakat Indonesia yang begitu banyak, diantaranya Beasiswa Fulbright. Apa itu Beasiswa Fulright? Seperti yang saya kutip dari materi sosialisasi AMINEF bahwa beasiswa Fulbright adalah beasiswa dari pemerintah Amerika yang dana APBN pendidikan mereka itu untuk mendanai 150 negara lain. Beasiswa ini bekerjasama dengan pemerintah lain seperti di Indonesia bekerjasama dengan Kemenristek Dikti. Beasiswa Fulbright adalah beasiswa bukan hanya bagi warga negara lain tapi juga bagi warga negara Amerika itu sendiri yang ingin melakukan penelitian dan mengajar.

Senator James William Fulbright, mempromosikan ide pertukaran pendidikan dan kebudayaan di tahun 1946 yang dinamakan beasiswa Fulbright dimana nama beasiswa ini diambil dari nama akhir sang pencetus ide. Visi-nya yaitu meningkatkan pengertian antar bangsa demi terciptanya perdamaian dunia. Tapi 7 tahun kemudian, di tahun 1952 beasiswa Fulbright baru ditawarkan di Indonesia.

Alumni penerima beasiswa Fulbright yang ternama di Indonesia diantaranya: Dien Syamsuddin, Anies Baswedan, Juwono Sudarsono, Hasan Shadilly, Ahmad Fuadi, Nur A. Fadhil Lubis, Tian Belawati, Amien Rais, Azyumardi Azra, Azhar Arsyad, Syafi’i Maarif, Mochtar Kusuma-Atmadja, Rizal Mallarangeng, Imam B. Prasodjo.


Beasiswa Fulbright untuk Indonesia itu sendiri ada 3 jenis:

1. Beasiswa untuk S2 dan S3 (Fulbright Master’s and Ph.D)
2. Beasiswa Penelitian (Fulbright Senior Research and Fulbright US-ASEAN initiative)
3. Beasiswa Pengembangan Profesional (Foreign Language Teaching Assistant (FLTA))


Untuk bidang studi, Fulbright menerima semua bidang studi, kecuali: Kedokteran dan Penanganan Pasien (Kedokteran Gigi, Psikologi Klinis dan Keperawatan).

Syarat utama hampir dari semua jenis beasiswa yang disediakan Fulbright yaitu nilai TOEFL. Dimana untuk S2 ITP TOEFL minimal 550, untuk S3 ITP TOEFL minimal 575 dan Basiswa Penelitian minimal 550. Itu merupakan tahap awal untuk seleksi administrasi pertama sebelum dilanjutkan dengan wawancara. Nanti setelah dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa, maka siswa akan melakukan tes kembali kemahiran bahasa Inggris dengan mengikuti ujian TOEFL IBT dan GRE atau GMAT.

Untuk alur dan tahap proses beasiswa dimulai dari pengumpulan berkas, seleksi aplikasi, seleksi wawancara, pengumuman hasil seleksi, nominasi, pengumuman hasil nominasi, orientasi, keberangkatan. Perlu diketahui bahwa beasiswa ini tidak menanggung bagi mereka yang sudah berkeluarga. Jadi Fulbright hanya menanggung semua biaya siswa saja, tidak termasuk keluarga yang mereka bawa ke Amerika, informasi ini disampaikan oleh perwakilan dari AMINEF itu sendiri Ibu Nurisye pada saat sosialisasi di BP2LHK (Badan Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Palembang) beberapa hari yang lalu.
Jadi bagaimana? Apakah tertarik untuk mengikuti seleksi beasiswa ini? Untuk informasi lebih lengkah bisa dibaca melalui website www.aminef.or.id atau datang langsung ke kantor mereka di Intiland Tower, Lantai 11 Jl. Jend. Sudirman Kav. 32 Jakarta 10220. Seperti kata orang bijak,”Kuliah ke luar negeri itu sangat mudah, asal tahu caranya”. 

Pada kenyatannya beasiswa yang tersedia itu banyak sekali jika kita telusuri. Jangankan beasiswa dari luar negeri, beasiswa dari dalam negeripun banyak rupanya. Beasiswa beprestasi, beasiswa kurang mampu dan lain sebagainya. Selebihnya kembali ke individu masing-masing, apakah ingin merubah nasipnya menjadi lebih baik atau tetap dengan seperti apa adanya. Saya ingat dengan pepatah lama,’seorang pelaut yang handal, tidak akan terlahir dari laut yang tenang”, artinya ada proses yang harus dilalui untuk mencapai seuatu. Semakin besar usaha yang dia lakukan, akan semakin besar juga peluangnya untuk meraih apa yang dia inginkan. Jelas sekali bahwa,”Hasil tidak akan pernah menghianati usaha”. Hukum sebab akibat masih tetap berlaku hingga saat ini. Apa yang kita usahakan hari ini akan menentukan nasip kita diesok hari.

Author:

0 comments:

Silahkan tinggalkan komentar anda dengan menggunakan opsi Name/URL. Mohon jangan komentar SPAM..! Karena komentar dengan menyertakan LINK / ANCHOR TEXT atau promosi produk tertentu akan saya hapus tanpa pemberitahuan sebelumnya
Terimakasih...!!!